Minggu, 29 November 2015

PENDEKATAN HPP DAN ILR DALAM PERUSAHAAN DAGANG

Apa Bedanya???????????

A. Dalam Jurnal Penyesuaian
Perbedaan kertas kerja dengan menggunakan metode ILR dan HPP pada jurnal penyesuaian ditandai oleh
ILR à Dalam metode ILR jurnal penyesuaian untuk menutup persediaan barang dagang awal dan memunculkan persediaan barang dagang akhir. 

HPP à Dalam metode HPP jurnal penyesuaian untuk menutup barang persediaan awal, pembelian, beban angkut pembelian, potongan pembelian, retur pembelian dan memunculkan persediaan barang dagang akhir. 

B. Dalam Laporan Laba / Rugi
1.2.1 Perbedaan kertas kerja dengan menggunakan metode ILR dan HPP pada laporan laba/rugi ditandai oleh.
ILR à Laporan laba/rugi yang diikuti penjualan, beban-beban, pembelian, dan ikhtisar laba/rugi.
HPP à Neraca-neraca / saldo-saldo yang tidak di laporan lba/rugi.
1.2.2 Perbedaan kertas kerja dengan menggunakan metode ILR dan HPP pada laporan laba/rugi juga bisa ditandai oleh.
ILR à Pembelian, beban angkut pembelain, potongan pembelian, dan retur pembelian masih muncul dalam kertas kerja karena hanya menutup barang persediaan awal dan memunculkan barang persediaan akhir.
HPP à Akun pembelian, beban angkut pembelian, potongan pembelian dan retur pembelian dkk ditutup jadi jumlah saldo O.
C.Dalam Neraca Saldo Disesuaikan
Perbedaan kertas kerja dengan metode ILR dan HPP pada Neraca Saldo disesuaikan di tandai oleh :
ILR à Saldo – saldo pembelian, beban angkut pembelian, potongan pembelian dan retur pembelian muncul.
HPP à Saldo-saldo pembelian, beban angkut pembelian, potongan pembelian dan retur pembelian tidak muncul karena sudah di tutup di harga pokok penjualan. 

Semoga Bermanfaat.....................

Sabtu, 28 November 2015

SISTEMATIKA PENULISAN MAKALAH
 
 Pasti teman teman juga memiliki banyak tugas yang berhubungan dengan karya tulis kan?Salah satu jenis karya tulis adalah Makalah'

Nah saya akan bebagi tentang sistematika penulisan makalah yang baik.



1. Tahap Persiapan
  • Pemilihan topik
  • Perumusan tujuan
  • Identifikasi pembaca
  • Tentukan batasan isi materi
  • Tentukan judul makalah
  • Kumpulkan literatur dan bahan pendukung yang terpercaya
  • Lakukan wawancara narasumber jika perlu
  • Buat ringkasan kecil dari bahan materi yang terkumpul
  • Catat kutipan dan kata sulit
2. Tahap Penulisan Draft
  • Buat tulisan kasar ke dalam setiap susunan makalah
  • Lakukan perumusan masalah dan kesimpulan
3. Tahap Revisi
  • Pemeriksaan ide  apakah sesuai topik dan tujuan,apakah melewati batas pembahasan atau tidak.
  • Pembahasan apa yang kurang mendetail.
  • Penyesuaian dengan kebutuhan dan kejelasan penjabaran untuk pembaca.
  • Tambahkan reaksi dan masukan dari orang lain yang membaca.
4. Tahap Penyuntingan
  • Perhatikan kembali aspek mekanik seperti huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda Baca, istilah, kosakata, format karangan.
  • Gunakan sedikit metafora, irama, atau kiasan untuk memberikan gaya tulisan Anda.
5. Tahap Publikasi
  • Perhatikan cover, footer dan header jika perlu untuk disesuaikan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
  • Konsultasikan dengan pembimbing atau orang yang ahli di bidang yang sama.
  • Buat versi presentasi dari makalah Anda jika diperlukan.
 KERANGKA PEYUSUNAN




1. Cover
Cover/Sampul makalah memuat judul makalah serta nama penulis, logo lembaga/institusi, tempat dan tahun terbit. Nama penulis ditulis dengan jelas, nama asli dan nama lengkap tanpa disingkat serta tanpa menyebutkan gelar. Alamat penulis memuat nama instansi atau lembaga tempat penulis bekerja atau menempuh jenjang studi (universitas). Tahun terbit adalah tahun pada saat makalah telah selesai penelitian dan penulisannya kemudian diterbitkan untuk umum.
Judul pada halaman cover atau sampul menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan besar font sebesar 14, ditulis dengan pengaturan layout center (rata tengah). Untuk penulisan nama penulis dan tidak diperlukan huruf kapital untuk semua kata, cukup huruf kapital di awal kata. Namun untuk penulisan keterangan nama instansi atau jenjang pendidikan menggunakan huruf kapital dengan dicetak tebal.
Judul yang ditampilkan harus judul yang jelas, informatif, singkat namun menjelaskan isi dari penelitian dalam makalah tersebut. Anda tidak dianjurkan menuliskan judul makalah misalnya “Laporan Penelitian Kajian Sosial di Masyarakat”, Anda harus menjelaskan lebih spesifik pada judul Anda tersebut, yaitu misalnya “Pengaruh Budaya Patrilineal dalam kehidupan masyarakat Jawa” judul tersebut akan menginformasikan kepada pembaca, garis besar dari isi atau bahasan makalah Anda. 
Contoh penulisan cover/sampul :

Pengaruh Budaya Patrilineal dalam Kehidupan Masyarakat Jawa


 
                          LOGO INSTITUSI

 
Disusun oleh :
RIZKA NURUL MAWADDA
NIM

 
UIN Sunan Kalijaga
YOGYAKARTA
2015

2.Daftar Isi
Daftar isi memuat informasi halaman dari isi makalah. Setiap bab dan sub-bab dalam makalah diberikan keterangan halaman agar memudahkan pembaca menemukan bahan yang akan dibaca. Daftar isi juga memuat daftar gambar dan daftar tabel (jika ada).


3. Kata Pengantar
Kata pengantar mencakup isi dari keseluruhan esensi makalah, yaitu membahas isi makalah secara menyeluruh namun umum. Hal ini perlu dilakukan agar pembaca mempunyai pandangan umum arah dari penelitian dalam makalah Anda tersebut.
Biasanya pada kata pengantar, penulis juga mencantumkan ucapan syukur kepada Tuhan YME, serta ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan membantu proses penyelesaian makalah.
Dalam kata pengantar penulis juga dapat menjabarkan penjelasan waktu penulisan makalah, tempat penelitian, serta pihak-pihak yang menjadi mentor penulis dalam menyelesaikan makalah baik individu, instansi maupun lembaga-lembaga tertentu yang terlibat dan memberikan sumbangsih.
Dia akhir kata pengantar, penulis juga diperbolehkan menuliskan harapan penulisan makalah tersebut, manfaat bagi pembaca, kemudian penulis juga menerima masukan berupa kritik dan saran dari pembaca. Serta pencantuman nama lengkap penulis, tempat dan tanggal atau tahun (waktu) penulisan makalah tersebut namun tanpa dibubuhi tanda tangan.

4. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bahasan awal topik penelitian di dalam makalah yang disusun oleh dan dari sudut pandang penulis. Pendahuluan tidak perlu ditulis secara luas, cukup cakupan luarnya saja asalkan sudah mencakup esensi umum dari makalah Anda. Pendahuluan dapat dijelaskan secara umum dan singkat namun tujuan dan maknanya jelas. Pendahuluan dapat menjelaskan tentang pokok permasalahan awal yang ditemui. Permasalahan disini yang dimaksud adalah masalah yang ditemukan dan ingin diteliti dalam makalah Anda tersebut.
Di dalam bab pendahuluan, mencakup bab-bab penting dalam penelitian makalah. Biasanya di dalam pendahuluan terdapat tiga poin penting yang menjadi sub-bab nya yaitu Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Tujuan Pembahasan.

5. Latar Belakang
Latar belakang menjelaskan secara umum permasalahan yang ditemukan, serta mengapa masalah tersebut perlu untuk diteliti kemudian di analisa dalam sebuah makalah. Latar belakang ditulis sejelas-jelasnya dengan penjelasan yang umum dan mudah dimengerti. Dapat pula dijelaskan dari awal hal yang ingin diteliti menjadi masalah yang perlu untuk dianalisis.
Latar belakang juga menjelaskan fakta-fakta, data-data, temuan penelitian sebelumnya, dan referensi yang penulis temukan, yaitu alasan yang membuat peneliti ingin meneliti hal tersebut. Penulis juga mengemukakan pendekatan serta landasan teori yang bisa digunakan untuk menelaah permasalahan yang ditemukan, yaitu dilihat dari sudut pandang teoritis.
Latar belakang ditulis dengan metode piramida terbalik, yaitu mengerucut ke bawah. Pada awalnya penulis menjelasakan secara luas dan umum gambaran permasalahan kemudian lama-kelamaan dikerucutkan menjadi poin permasalahan krusial, objek, serta ruang lingkup yang ingin diteliti.
6. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi pokok masalah yang ditemukan. Biasanya rumusan masalah sangat singkat dan padat, tidak lebih dari satu paragraf serta berisi poin-poin pertanyaan atau masalah yang akan diteliti. Poin pertanyaan biasanya antara 2 sampai 3 pertanyaan. Rumusan masalah merupakan hasil pengerucutan dari bahasan pada latar belakang yang telah diulas sebelumnya. Cara membuat rumusan masalah yang baik adalah mengerucutkan permasalahan melalui cara penyempitan kajian permasalahan yang begitu luas dan umum, menjadi masalah yang sangat khusus, spesifik dan menjurus, serta ditulis dalam bentuk pertanyaan yang kemudian akan diteliti dalam penelitian.
Tujuan penulisan rumusan masalah sanagt penting, yaitu alasan dari dilakukannya penelitian dalam makalah tersebut. Rumusan masalah juga berfungsi sebagai pedoman atau penentu arah penelitian, penentu metode dan teori yang akan diambil untuk digabungkan sebagai landasan teori dalam penelitian, serta memudahkan peneliti untuk menentukan sampel dan populasi penelitian.
   
 7. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan berisi manfaat dari penelitian yang dilakukan. Pada dasarnya manfaat ini ditujukan untuk pembaca. Manfaat diperoleh jika telah menemukan hasil atau kesimpulan dari permasalahan dan konfirmasi dari hipotesa awal. Tujuan pembahasan biasanya ditulis secara singkat namun menggambarkan serta mendeskripsikan manfaat penelitian kepada pembaca.
Tujuan pembahasan dibagi menjadi dua, tujuan fungsional dan tujuan individual. Tujuan fungsional lebih ditujukan kepada instansi yang terkena imbas dari hasil penelitian makalah yang Anda buat, yaitu manfaat penelitian Anda diharapkan mampu menjadi landasan mengambil kebijakan atau keputusan. Tujuan individual manfaatnya lebih kepada individu, yaitu menambah ilmu pengetahuan, pengenalan, serta pengalaman baru terhadap kajian yang belum diteliti sebelumnya.
Tujuan pembahasan juga memiliki manfaat penelitian kepada penulis, yaitu menambah kaidah wawasan penulis.
  
 8. Isi
Isi berisi uraian pokok dari topik makalah. Isi menjelaskan tentang permasalahan, penelitian yang dilakukan, metode penelitian, tempat penelitian, sasaran penelitian, serta penjabaran hasil data-data yang diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh bisa merupakan data kualitatif, data kuantitatif, maupun mixed methods. Jika data dilakukan dengan proses wawancara, maka penulis bisa mencantumkan kutipan hasil pembicaraan dengan orang yang di wawancara atau narasumber tersebut. Namun jika data penelitian berupa data kuantitatif dapat mencantumkan hasil penelitian berupa daftar tabel berisi angka atau hal-hal yang bersifat numerik. Metode penelitian dapat dilakukan dengan metode survey, wawancara, dan pengamatan serta pengambilan data di lapangan.
Isi menjelaskan tentang definisi dan landasan teori, ulasan materi, penyelesaian masalah, serta solusi atau hasil penelitian.

9. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan penjabaran dari hasil penelitian yang diperoleh. Hasil penelitian diperoleh dari analisis rumusan masalah yang ditemukan kemudian dianalisis menggunakan teori dan metode penelitian yang dilakukan, sehingga diperoleh kesimpulan penelitian. Kesimpulan bisa sesuai dengan hipotesa namun bisa juga tidak sesuai dengan hipotesa awal sehingga muncul sebuah kesimpulan baru dari rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya. Kesimpulan juga menjabarkan apakah penelitian yang dilakukan telah menjawab rumusan masalah atau masih diperlukan penelitian lanjutan.

10. Saran
Saran lebih ditujukan penulis kepada pembaca. Saran diperoleh dari kesimpulan penelitian untuk lebih dikembangkan kembali, ditindaklanjuti, maupun diterapkan. Saran berisi manfaat penelitian kepada pembaca berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh kemudian diharapkan agar dilaksanakan atau diterapkan oleh pembaca. Tujuan atau harapannya adalah agar pembaca mampu menerapkan atau menggunakan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dalam aplikasinya secara langsung di masyarakat baik secara teoritis maupun praktis.

11. Penutup
Penutup berisi harapan penulis kepada pembaca yaitu berharap agar penelitian tersebut bermanfaat kepada pembaca. Penulis juga memberikan kesan dan pesan serta ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung penulis atas kontribusi nya untuk menyelesaikan makalah penelitian. Penutup juga menjelaskan kekurangan serta kelebihan dalam penulisan makalah penelitian.

12. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi daftar referensi-referensi yang dicantumkan atau dipergunakan dalam penyusunan makalah. Daftar pustaka berisi paling sedikit 25 referensi, bisa dari jurnal, maupun buku. Penulisan daftar pustaka harus disusun secara sistematis serta diurutkan secara sistematis berdasarkan abjad/alfabetis menurut nama pengarang.



Mengatur Ukuran Margin, Kertas, Font Makalah Dengan Benar:

1. Mengatur margin, untuk mengatur margin dari sebuah makalah bisa menggunakan format 4 4 3 3 dengan satuan cm. Berhubungan satuan defaultnya adalah inci maka anda harus mengubahnya dulu ke bentuk cm dengan cara :  Klik Star -> Office Button -> Words Option -> Advanced -> Display -> Ok.




Setelah mengubah satuan ke cm sekarang baru mengatur ukuran margin : klik Page Layout -> pilih Margin -> Custom Margins. Setelah itu atur margin dengan ketentuan : Top = 4, Left = 4, Botton = 3, Right = 3. Lalu klik Ok.
2. Sekarang mengatur ukuran kertas. Kertas yang digunakan adalah A4, untuk cara mengubahnya : klik Page layout -> Size -> A4.
3. Mengatur font (tulisan). Jenis tulisan yang digunakan adalah Times New Roman, dengan ukuran font 12. Bisa dengan mudah mengaturnya melalui tab Home.
4. Mengatur spasi. Spasi yang digunakan adalah 1.5. Untuk mengaturnya pada tab Home lihat bagian Paragraph klik Line Spacing. Sperti contoh gambar dibawah ini.
untuk pengaturan spaci
Sekarang silahkan memulai ketik makalah anda. Jika sebelumnya makalah anda sudah ada dan ingin mengatur ukuran margin, kertas dan font cukup edit dengan cara blok semua tulisan yang ada dan lakukan perintah diatas. Dengan mengatur ukuran margin, kertas, font dan spasi berarti makalah anda sudah memenuhi kriteria aturan dalam penulisan karya ilmiah. 
 


  semoga bermanfaat.........

Jumat, 27 November 2015

selamat berkunjung kelmali teman-teman,,

Kali ini saya akan membahas tentang tradisi yang ada di daerahku,yaitu tradisi Cing Cing Goling.
Apa itu Cing Cing Goling?




Cing Cing Goling dapat dikategorikan sebagai upacara selamatan atau rasa syukur. Perayaan ini rutin dilakukan di dusun Gedangan, Gedangreja, Kecamatan Karangmojo, Wonosari Gunungkidul. Pada saat perhelatannya Upacara Cing Cing Goling mampu menjadi magnet yang menarik perhatian masyarakat, baik yang berasal dari Kabupaten Gunungkidul maupun luar daerah. Melihat potensi yang cukup besar tersebut, maka tahun 2009 lalu. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berupaya untuk medata, mengkaji, dan mempromosikan Upacara Cing Cing Goling sebagai salah satu paket wisata budaya andalan Kabupaten Gunungkidul.

Tradisi Cing Cing Goling ini di ambil dari kisah seorang prajurit Majapahit yang mengusir perampok.


Dikisahkan, bahwa pelarian Prajurit Majapahit , Wisang Sanjaya dan Yudopati (tentu saja beserta rombongan) menetap di daerah sekitar Kali Dawe, Gedangrejo.  Mereka hidup dengan menjadi petani dan membangun bendungan di Kali Dawe untuk mengairi lahan pertanian.  Selain berperan dalam pertanian, Wisang Sanjaya dan Yudopati juga memberikan masyarakat asli harapan dan keberanian untuk  m cing cing elawan perampok yang telah lama meresahkan desa mereka.
Masyarakat Gedangrejo setiap panen ke – 2 (sekitar Bulan Mei, Juni, Juli ) mengenang dua legenda itu dengan mengadakan upacara syukuran Cing-Cing Goling yang diselenggarakan di dekat bendungan Kali Dawe. Hari yang diambil untuk pelaksanaannya adalah Senin Wage atau  Kamis Kliwon. Dalam upacara ini  warga membuat ayam panggang, lauk-pauk dan nasi sebagai perlengkapan kenduri. Keperluan kenduri ini akan dikirab dari rumah Kepala Dusun Gedangan menuju ke Bendung Kali Dawe, yang nantinya dibagikan kepada para pengunjung. Selain kenduri, juga diadakan fragmen pelarian Majapahit yang mengambil tempat di ladang yang ada di sekitar Bendungan Kali Dawe. Pada adegan ini puluhan orang berlarian menginjak-injak tanaman pertanian di ladang  sekitar bendungan.

berikut merupakan salah satu adegan dalam tradisi Cing Cing Goling



Asal Mula Tradisi Cing Cing Goling
       Sejarah adat upacara Cing Cing Goling terjadi pada abat ke-15 tertulis pada tahun 1400 M. Diawali dari peperangan antara keraton Majapahit dan Keraton Demak.
       Pasukan Demak memenagkan peperangan tersebut, banyak prajurit serta senapati yang gugur dan banyak yang mengungsi untuk mencari kehidupan.Sehingga Prabu Browijaya yang ke-5 lengser. Dahulu penjabat dan bangsawan keraton Majapahit Eyang Wisang Sanjaya dan istrinya beserta keluarganya Senopati Ki  Tripoyo untuk mencari pengungsian bawasannya rombongan itu sering di kejar-kejar para perampok karena ingin memiliki harta serta suka dengan kecantkan Nyi Wisang Sanjaya. Maka Nyi Wisang Sanjaya lari dan Nyi Wisang Sanjaya menaikan pakaian sengga betis nya kelihatan dan mengoda iman para perampok. Eyang Wisang Sanjaya mempunyai pusaka sebuh cambuk yang sangat ampuh, semumpama digunakan dapat gunung dapt hancur dan lautan akan kering. Rombongan tersebut mencari pengungsan sampai kedusun Gedangan, disana mereka diterima dengan senang oleh sesepuh Gedangan, diantaranya:
1) Kyai Brojonolo
2) Kyai Honggonolo
3)   Kyai Nolodongso
       Semua kebutuhan hidup telah dicukupi oleh masyarakat Gedangan. Supaya tidak mengetahui keraton Majapahit menyelamatkan diri ke Desa Gedangan Eyang Wisang Sanjaya berganti nama menjadi Kyai Gedangan (Kyai Pisang Sanjaya). Eyang Wisang Sanjaya merasa berhutang budi pada masyarakat Gedangan sehingga ingin membalas kebaikan masyarakat Gedangan dengan membuat bendungan yang ada di sungai Kedung Dawang.
       Eyang Tripoyo bertapa ada di sungai Kedung Dawang, kemudian bendungan tersebut dibuat dengan kayu dan bambu. Setelah bendungan sudah jadi tetapi belum bisa digunakan karena belum bisa mengalir airnya.
       Zaman dahulu Eyang Tripoyo ingat dengan Eyang Yudopati bahwa mempunyai pusaka cis (seperti tombak) kemudian selokan di garis mengunakan cis, belum sampai selesai membuat bendungan tersebut ayam jago sudah berokok yang menunjukan bahwa hari sudah pagi dan Eyang Yudopati mengakhiri membuat bendungan tersebut, Bendungan yang terbuat sepanjang + 700 m2 kemudian diberi tanda pohon kluwih tujuannya agar diselesaikan oleh masyarakat Gedangan. Air yang berada di bendungan Kedung Dawang penuh , para petani senang bertanam di sawah dan ladang. Tanaman yang ditaman sangat subur.
       Eyang Wisang Sanjaya bersama pengikutnya pun mengadakannsyukuran ada dibawah pohon beringin, semua itu untuk mengucapkan rasa syukur pada Allah SWT, karena sudah terlaksananya dalam membalas budi kepada masyarakat Gedangan. Itulah peninggalan Cing Cing Goling.
       Cing Cing Goling itu mengambarkan perjalanan para abdi dalem Majapahit dalam mengungsi yang di goda para brandal. Dlam melarikan diri putri keraton, meaikan nyamping dan betisnya terlihat  sehingga merusak iman para brandal, tradisi upacara adat menjadi Cing Cing Goling.

Makna Upacara Cing Cing Goling
       Cerita sejarah Cing Cing Goling mempunyai makna ingin mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT masyarakat Gedangan merasa tentram , tenang, dan pakaian dan makanan sudah tercukupi.
       Upacara adat dilaksanakan , yang sudah dilestarikan kepada generasi berikutnya. Yang dilaksanakan setiap  tahun sekali, setelah panen sawah. Yang dilaksanakan pada Kamis Kliwon atau Senin Wage.
       Upacara adat tersebut terdapat beberapa pantangan atau larangan, bahwa dalam membuat makanan yang akan disodakohkan kepada Allah SWT :
1.    Makanan yang dimasak tidak boleh diicipi.
2.    Tidak boleh memasak tempe dele.
3.    Orang hamil tidak boleh menghadiri.
4.    Makanan  yang akan di sodakohkan harus iklas.
       Rangkaian upacara adat Cing Cing Goling di mainkan oleh 24 orang (23 putra dan 1 perempuan) 21 orang berperan sebagai perampok, 2 orang berperan sebagai Eyang Wisang Sanjaya dan Eyang Tropoyo, dan 1 orang wanita berperan sebagai Nyi Wisang Sanjaya. Eyang Wisang Sanjaya dan istrinya meninggal dan dimakamkan di pemakaman Krapyak Gedangan.
       Eyang Tropoyo meninggal hilang beserta raganya di bendungan Kedung Dawang, tidak seorangpun menemukan jasadnya sampai sekarang. Eyang Yudoati meninggal dan dimakamkan di pemakaman Delu Gedangan dan segala pusaka Majapahit hilang di lokasi.
 Proses Upacara Cing Cing Goling
1.    Satu hari sebelum acara berlangsung, warga sekitar membersihkan tempat upacara berlangsung, terutama adalah tempat untuk sesaji.
2.    Sesudah membersihkan, mereka bersama juru kunci membuat pembatas yang terbuat dari janur (daun kelapa muda). Fungsi dari pembatas tersebut adalah untuk membatasi bagi orang yang sedang haid maupun sedang hamil yang tidak boleh menonton melebihi pembatas tersebut.
3.    Malam sebelum acara berlangsung, seluruh pemain Cing Cing Goling  bersama sang juru kunci melakukan doa bersama di tempat sesaji yang telah dibersihkan (melakukan tirakatan).
4.    Hari berikutnya, semua pemain dirias sesuai dengan profesi masing-masing.
5.    Semua warga yang ingin menonton beserta pemain berjalan (iring-iringan) ke tempat sesaji yang didampingi oleh juru kunci, dengan membawa ingkung.
6.    Setelah sampai di tempat sesaji, ingkung didoakan bersama-bersama yang di pimpin oleh juru kunci.
Selanjutnya, ingkung diberikan kepada warga, sehingga warga berebut untuk mengambilnya dan akhirnya acara Cing Cing Goling pun di mulai.

Semoga dapat menambah pengetahuan kawan...